Kamis, 25 Oktober 2018

SUAIAN ( FITS )



SUAIAN ( FITS )
Dengan adanya toleransi akan terjadi perbedaan-perbedaan ukuran dari bagian yang selesai dikerjakan dan akan dipasang. Tetapi perbedaan-perbedaan ini masingmasing dijamin untuk bisa dipasang dengan bagian yang menjadi pasangannya. Bila bagian itu dipasang atau digabungkan maka akan terjadi satu keadaan tertentu yang merupakan hasil dari gabungan atau pasangan itu. Keadaan hasil pasangan tersebut dinamakan suaian (fits).
A.  Jenis-jenis Suaian
Suaian yang terjadi ada beberapa macam, tergantung daerah toleransi dari poros, maupun lubang yang dipakai sebagai basis pemberian toleransi. Kemungkinan-kemungkinan jenis toleransi adalah sebagai berikut.
1) Suaian longgar (Clearance fits), yaitu bila bagian yang berpasangan pada waktu dipasang mempunyai kelonggaran yang pasti.
2) Suaian transisi (Transition fits) ini akan terjadi dua kemungkinan, yaitu bisa terjadi kesesakan kecil maupun kelonggaran kecil.

B.  Cara Menentukan Besarnya Toleransi
Ada dua cara dalam menentukan besarnya toleransi yang dikehendaki, yaitu dengan sistem basis lubang dan sistem basis poros. Kedua cara ini bisa dipakai dalam menentukan toleransi ukuran.
1) Sistem Basis Lubang Suaian dengan sistem basis lubang ini banyak dipakai. Suaian yang dikehendaki dapat dibuat dengan jalan mengubah-ubah ukuran poros, dalam hal ini ukuran batas terkecil dari lubang tetap sama dengan ukuran nominal. Dalam basis lubang ini akan didapatkan keadaan suaiansuaian sebagai berikut.
a) Suaian longgar: dengan pasangan daerah toleransi untuk lubang adalah H dan daerah toleransi poros dari a sampai h.
b) Suaian transisi dengan pasangan daerah toleransi lubang H dan daerah-daerah toleransi poros dari j sampai n.
c) Suaian sesak: dengan pasangan daerah toleransi lubang H dan daerah toleransi poros dari p sampai z.
Sistem basis lubang ini biasanya dipakai dalam pembuatan bagian-bagian dari suatu mesin perkakas, motor, kereta api, pesawat terbang, dan sebagainya.
2) Sistem Basis Poros Dalam suaian dengan basis poros maka poros selalu dinyatakan dengan "h". Ukuran batas terbesar dari poros selalu sama dengan ukuran nominal. Pemilihan suaian yang dikehendaki dapat dilakukan dengan mengubah ukuran lubang. Sistem basis poros kurang disukai orang karena merubah ukuran lubang lebih sulit daripada merubah ukuran poros. Dalam sistem basis poros juga akan didapatkan keadaan suaian yang sama dengan suaian dalam sistem basis lubang dengan demikian dikenal juga:


a) suaian longgar: dengan pasangan daerah toleransi h dan daerah toleransi lubang A sampai H,
b) suaian transisi: dengan pasangan daerah toleransi h untuk poros dan daerah toleransi lubang J sampai H,
c) suaian sesak: dengan pasangan daerah toleransi h untuk poros dan daerah untuk lubang P sampai Z. Sistem basis poros banyak digunakan dalam pembuatan bagian alat-alat pemindah, motor-motor listrik, pesawat angkat, dan sebagainya.



 


























C.  Tingkatan Suaian Dalam penggunaannya,
Suaian-suaian longgar, transisi, maupun sesak masih harus dibagi dalam tingkatan-tingkatan yang lebih terperinci. Dengan demikian dapat ditentukan jenis suaian yang tepat untuk suatu komponen menurut penggunaan dari kom ponen yang akan dibuat.
1. Suaian Longgar
a. Suaian sangat luas, Suaian yang sangat longgar merupakan hasil pasangan dari H11-c11; H9d10; dan H9-e9. Tingkatan suaian ini digunakan untuk bagian-bagian yang mudah berputar, mudah dipasang dan dibongkar tanpa paksa, misalnya dipakai pada poros roda gigi, poros hubungan, dan bantalan dengan kelonggaran yang pasti.
b. Suaian luas, Suaian H8-f7 dan H7-g6. Suaian ini biasanya dipakai pada peralatan yang berputar terus-menerus, misalnya dipakai pada bantalan yang mempunyai kelonggaran biasa, yaitu bantalan jurnal.
c. Suaian geser, Suaian H7h6. Suaian ini banyak dipakai pada peralatan yang tidak berputar, misalnya senter kepala lepas, sarung senter, dan poros spindel.
2. Suaian Transisi Suaian
Suaian ini merupakan hasil gabungan antara lubang dan poros yang akan menghasilkan suatu keadaan kemungkinan longgar dan sesak, hal ini tergantung dari daerah toleransi yang dipakai yang termasuk dalam suaian transisi adalah sebagai berikut:
a. Suaian puntir Suaian H7-k6. Suaian ini digunakan apabila pasangannya memerlukan kesesakan dan dengan jalan dipuntir waktu melepas maupun memasang, misalnya sebuah metal dengan tempat duduknya.
b. Suaian paksa Suaian H7-n6. Pada suaian ini akan terjadi kesesakan permukaan yang dipasang agak panjang. Contoh pemakaiannya pada plat pembawa dalam mesin bubut, kopling, dan sebagainya.
3. Suaian sesak
a. Suaian kempa ringan Suaian H7-p6. Pasangan dalam suaian ini harus ditekan atau dipukui dengan menggunakan palu plastik atau palu kulit. Pengunaan suaian ini misalnya pada bus-bus bantalan dan pelak roda gigi.
b. Suaian kempa berat Suaian H7-p6. Pemasangan suaian ini harus ditekan dengan gaya yang agak berat dan suatu ketika harus menggunakan mesin penekan. Suaian ini digunakan pada kopling atau pada gelang tekan.

Untuk basis poros:
1. Suaian Longgar
a. Suaian sangat luas Suaian h11-C11; h9-D10; dan h9-E9. Penggunaannya adalah pada bantalan-bantalan yang mudah dipasang dan dilepas dengan poros.
b. Suaian luas Suaian h7-F8 dan h6-G7. Contoh penggunaannya pada bantalan jurnal dan peralatan yang tidak berputar.
c. Suaian geser Suaian h6-H7. Penggunaan pada peralatan yang tidak berputar.

2. Suaian Transisi
a. Suaian puntir Suaian h6-K7. Suaian ini dipakai pada peralatan yang pemasangannya harus mengalami penekanan dan dipuntir.
b. Suaian paksa Suaian h6-N7. Pada sistem ini juga terjadi kesesakan yang pasti.

3. Suaian Sesak
a. Suaian kempa ringan Suaian h6-P7. Pemasangan komponen dalam suaian ini harus ditekan.
b. Suaian kempa berat Suaian h6-S7. Pemasangan komponen ini harus ditekan dengan gaya yang lebih berat.








 





























D.  Menentukan Harga toleransi Komponen-komponen
Yang termasuk dalam golongan lubang adalah dudukan-dudukan dari pasak poros, bantalan-bantalan, lubang poros roda gigi, lubang poros bubungan, dan sebagainya. Komponen-komponen yang termasuk golongan poros adalah poros-poros, pasak-pasak, baut-baut, sekrup-sekrup, senter, ring torak, pena torak, dan sebagainya. Tabel 3 adalah tabel harga-harga toleransi dari lubang dan poros yang sudah berpasangan menurut tingkatan dan menurut keadaan
Keterangan : Satuan toleransi, dalam micronmeter (mikron) Biasanya ditulis dalam simbol µm. 1 µm = 0,001 mm
Sebagai contoh kita harus menentukan harga toleransi dari suatu suaian sangat luas untuk ukuran suatu iubang 20 H11. Untuk mengetahui toleransi dari H11, lihat pada lajur ukuran nominal paling kiri. Di baris terdapat angka 18-30 mm, cari kolom H11 dari atas sehingga didapat +0,13 angka  0 Nm (mikronmeter).      +0,13 Karena 1 Nm= 0,001 m, maka harga toleransinya adalah 0 mm (milimeter) Untuk selanjutnya agar pembacaan oleh pekerja di bengkel lebih jelas maka ditulis +0,13 20H11( 0 ). Dalam menentukan harga toleransi, kita tidak terikat oleh tingkatan suaiannya,               +0,13 misalnya dari contoh di atas tidak harus memberi harga       0 mm, tetapi bila menghendaki dalam perencanaan kurang dari harga tersebut, tentu saja diperbolehkan,      +0,10 misalnya 20 H ( 0 ). Dalam hal ini, pemberian dimensi dari toleransi merupakan tanggung jawab moral perencana. Bila akan mencari harga toleransi dari ukuran nominal lubang dengan ukuran 30 mm maka lajur yang dipakai adalah lajur untuk diameter 18-30 mm bukan lajur 30-40 mm. Misalnya untuk lubang 0 30 H9 maka harga toleransinya dicari pada lajur mendatar +0,52 +0,52 dari 0 18-30 mm, yaitu 0 Nm dan ditulis 0 30 H9 ( 0 ).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SUAIAN ( FITS )

SUAIAN ( FITS ) Dengan adanya toleransi akan terjadi perbedaan-perbedaan ukuran dari bagian yang selesai dikerjakan dan akan dipasang...